Nilai-nilai dan Budaya Kerajaan Islam di Banten
Kerajaan Banten adalah salah satu kerajaan Islam di Pulau Jawa. Kerajaan ini menguasai wilayah Banten yang terletak di barat Pulau Jawa.
Sebelumnya wilayah Banten merupakan bagian dari Kerajaan Sunda yang bercorak Hindu.
HJ de Graaf dalam bukunya Kerajaan-kerajaan Islam Pertama di Jawa (1985) menuturkan kerajaan Banten berdiri di abad ke-16.
Pada tahun 1524 atau 1525, Nurullah dari Pasai yang kelak menjadi Sunan Gunung Jati berlayar dari Demak ke Jawa Barat.
Saat itu, pusat pengembangan agama Islam di Jawa masih terpusat di Demak. Sunan Gunung Jati dan putranya Hasanuddin melebarkan pengaruh Islam ke barat Pulau Jawa.
Nilai-nilai yang dimunculkan dari Sultan Ageng Tirtayasa. Sebagai seorang pemimpin, ia adalah pemimpin yang sangat amanah dan memiliki visi ke depan membangun bangsanya. Dilihat dari segi diplomasi, ia selalu menjaga jalinan kerjasama dalam bentuk politik maupun ekonomi yang saling menguntungkan. Munculnya VOC yang ingin memonopoli keadaan tentu membuat Sultan Ageng Tirtayasa gelisah dan melakukan perlawanan. Ia selalu konfrontatif dengan ketidakadilan, ketidakberesan dan selalu konsekuen dengan kebenaran yang dipegangnya. Ia juga kukuh memertahankan martabatnya termasuk ketika ia harus berhadapan dengan Sultan Haji, darah dagingnya sekalipun.
Dalam mengembangkan negaranya, Sultan Banten bukan tidak menghadapi kesulitan dan tantangan. Kehidupan perniagaan biasa menimbulkan persaingan di kalangan kelompok-kelompok pedagang yang kadang-kadang merugikan dan menyulitkan Banten. Orang Belanda termasuk pedagang yang sering mendatangkan kesulitan bagi Banten. Armada Belanda yang berpangkalan di Batavia beberapa kali melakukan blokade terhadap pelabuhan Banten untuk memaksakan kehendaknya guna menjalankan monopoli perdagangan, seperti terjadi tahun 1655 dan 1657. Bahkan tahun berikutnya (1658) terjadi bentrokan senjata selama sekitar satu tahun antara pasukan Banten dan VOC di daerah Angke, Tangerang, dan di perairan Banten. Selain itu, hubungan Banten dengan Mataram pun sering diwarnai oleh ketegangan, akibat besarnya keinginan Mataram untuk berkuasa atas seluruh Pulau Jawa dan menjadikan Banten berada di bawah kekuasaannya, tetapi Banten selalu menolaknya. Hal itu terjadi, misalnya pada tahun 1628 dan 1649.47 Keadaan itu semua memaksakan Banten harus meningkatkan kekuatan militernya dan sering mengirimkan kelompok pasukan ke daerah perbatasan dengan Batavia dan Mataram.
Kehidupan sosial masyarakat Banten semasa Sultan Ageng Tirtayasa cukup baik, karena sultan memerhatikan kehidupan dan kesejahteran rakyatnya. Namun setelah Sultan Ageng Tirtayasa meninggal, dan adanya campur tangan Belanda dalam berbagai kehidupan sosial masyarakat berubah merosot tajam. Seni budaya masyarakat ditemukan pada bangunan Masjid Agung Banten (tumpang lima), dan bangunan gapura-gapura di Kaibon Banten. Di samping itu juga bangunan istana yang dibangun oleh Jan Lukas Cardeel, orang Belanda, pelarian dari Batavia yang telah menganut agama Islam. Susunan istananya menyerupai istana raja di Eropa.
Masyarakat Banten terdiri dari beragam etnis, antara lain : Sunda, Jawa, Melayu, dll. Beragam suku tersebut memberi pengaruh terhadap perkembangan budaya dengan tetap berdasarkan aturan agama Islam. Pengaruh budaya Asia lain didapatkan dari migrasi penduduk Cina serta pedagang India dan Arab.Kerajaan Banten memiliki bangunan istana dan bangunan gapura pada Istana Kaibon yang dibangun oleh Jan Lucas Cardeel, seorang Belanda yang telah memeluk agama Islam.Sejumlah peninggalan bersejarah di Banten saat ini dikembangkan menjadi tempat wisata sejarah yang banyak menarik kunjungan wisatawan.
Daftar Pustaka :
Kompas.com (Senin, 21 September 2020 | 22.12 WIB) Sejarah Singkat Kerajaan Banten. https://www.kompas.com/skola/read/2020/09/21/221234769/sejarah-singkat-kerajaan-banten
naabiillah (2017, Desember 4) Nilai nilai yang dapat di petik.
bantenhariini.id (2016) Sejarah Kerajaan Banten. https://bantenhariini.id/sejarah-kerajaan-banten-kehidupan-politik-ekonomi-sosial-budaya/
Herence (2015, Mei 20) Budaya Kerajaan Banten.